Hansi Flick Teguh Filosofi Meski Barcelona Pertahanan Rapuh

Jumat, 07 November 2025 | 10:26:41 WIB
Hansi Flick Teguh Filosofi Meski Barcelona Pertahanan Rapuh

JAKARTA - Barcelona kembali menunjukkan dualitas permainan mereka di Liga Champions 2025/2026, indah saat menyerang tapi rapuh saat bertahan. 

Dalam laga penuh drama di Jan Breydelstadion, Blaugrana hanya mampu bermain imbang 3-3 melawan Club Brugge.

Di tengah sorotan atas lemahnya lini belakang, pelatih Hansi Flick menegaskan bahwa Barcelona tidak akan meninggalkan identitasnya. Filosofi menyerang, menekan tinggi, dan membangun permainan dari belakang tetap menjadi prinsip utama, meski berisiko kebobolan.

“Kami adalah Barca, dan kami ingin memainkan sepak bola kami. Kita bisa saja berbicara tentang mengubah segalanya, tetapi saya bukan pelatih seperti itu. Kami akan bermain sesuai DNA kami,” ujar Flick.

Bagi Flick, lebih baik gagal sambil mempertahankan jati diri daripada meraih kemenangan dengan cara yang bukan karakter Barcelona.

Pertahanan Rentan, Tapi Filosofi Tetap Prioritas

Hasil imbang itu memperpanjang tren negatif Barcelona di lini pertahanan. Dalam sembilan laga terakhir di semua ajang, Blaugrana telah kebobolan 14 gol, rekor terburuk sejak 2013. Kritikan pun mengemuka, meminta Barcelona lebih pragmatis dan bertahan lebih rapat.

Namun, Flick menegaskan bahwa filosofi tim lebih penting daripada hasil instan. “Kami bisa bertahan di sepertiga akhir lapangan atau melanjutkan filosofi kami. Kami akan melakukan yang terbaik,” katanya.

Eks pelatih Timnas Jerman itu menegaskan timnya tidak akan mengandalkan skema bertahan-dan-menunggu serangan balik untuk meraih kemenangan tipis. Barcelona tetap ingin mendominasi permainan, menguasai bola, dan menekan lawan, terlepas risiko yang harus dibayar mahal.

Masalah Lini Tengah dan Lini Belakang

Gol cepat yang diterima Barcelona di awal laga menyoroti kelemahan bukan hanya di lini belakang, tetapi juga di lini tengah. Flick menyoroti bahwa lini tengah gagal menekan lawan sehingga memberi ruang bagi Club Brugge mencetak dua gol dalam 16 menit pertama.

“Lini tengah kurang menekan. Kami terlalu sering kehilangan bola, dan tidak mudah bagi lini pertahanan untuk menghadapi serangan cepat mereka,” ungkap Flick.

Selain itu, jebakan offside yang kerap gagal juga menjadi masalah, menunjukkan perlunya konsistensi dalam disiplin lini belakang. Meski demikian, Flick menolak terjebak pesimisme dan tetap optimistis pada perkembangan tim.

Filosofi Lebih Penting daripada Hasil Instan

Hansi Flick menegaskan bahwa sepak bola bagi Barcelona bukan sekadar angka di papan skor. Filosofi menyerang dan dominasi bola menjadi jati diri klub yang tidak akan diganti demi hasil cepat.

“Kami tidak akan bertahan di wilayah pertahanan sendiri dan mengandalkan serangan balik untuk menang 1-0,” tegasnya. Filosofi ini juga menekankan keberanian membangun dari belakang, meski risikonya membuat tim lebih sering kebobolan.

Bagi Flick, menjaga identitas Barcelona adalah bentuk keberanian dan komitmen pada sepak bola indah, dan kesuksesan sejati datang dari bermain sesuai prinsip, bukan hanya mengejar angka kemenangan semata.

Terkini

IHSG Cetak Rekor Baru, Saham Favorit Asing Melesat

Jumat, 07 November 2025 | 15:56:23 WIB

Harga Emas Antam Naik, Dekati Rp 2,3 Juta per Gram

Jumat, 07 November 2025 | 15:56:16 WIB

IHSG Menguat, Saham BREN dan RAJA Jadi Sorotan Investor

Jumat, 07 November 2025 | 15:56:08 WIB

Pasar Kripto Tertekan, Bitcoin dan Altcoin Jeblok Mingguan

Jumat, 07 November 2025 | 15:55:53 WIB